FAM Indonesia ( Forum Aktif Menulis Indonesia )

FAM Indonesia ( Forum Aktif Menulis Indonesia )
Langkah Menjadi Penulis Profesional.

Kamis, 30 Mei 2013

Puisi Karya Lisa Luthfiyah

Cinta Pandangan Pertama


Ya Rabb
kenapa kau titipkan rasa ini padaku ?
Rasa yang begitu menggebu
rasa ini hadir pada jumpa pertama
semua hadir begitu cepat
namun, tanpa ada jawaban dan tanpa kepastian

karena ini hanya aku
hanya rasaku
hanya asaku
kini aku hanya bisa terdiam dalam waktu yang terus berputar

Ya Allah
aku takut kecewa
aku takut semua tak sesuai dengan harapan
tapi jika kecewa itu benar-benar hadir
maka ikhlaskanlah hati inidan hapuskanlah semua angan itu
aku tahu rencanaMu kan lebih indah.







Rabu, 29 Mei 2013

Puisi Karya Abd. Kadir

Puisi 1

Rohimah


Kemarin, kulihat seberkas pelangi
terpancar indah dan menawan
Kala kelopak telah meneteskan kristal
sebab cinta lama yang curang

Sorotnya teduh membuat hati damai
membuat lupa segala kekecewaan
kelam kembali berwarna
oleh sorot mata seberkas pelangi

Seberkas pelangi akan tetap memancar
dari sang bidadari penebar kedamaian
dari hati ia mencinta
akan berkembang di dalam hati

Duhai, gadis desa pemilik seberkas pelangi
seberkas pelangi akan terus memancar!
dari sorot matamu di seberang sana
tunggu aku datang menjemputmu di tanah Sumatera.
***

Puisi 2

Daeng . . .


Seperti malam sebelumnya, semenjak kepergian ta’
Alunan kata ini, tetap setiaku senandungkan
karena di sini, daeng . . .
adek bisa merasakan, daeng masih ada di sampingku

Setahun yang silam, masih terasa bagaikan kemarin
ketika daeng datang menemui emak
Maksud hati, menyatukan dua kepingan hati
dalam bingkai sederhana, cinta yang tak mewah

Kemarin, kepedihan itu datang
menggores luka, membuatku terkapar dalam kenangan ta’
Akh . . . setahun yang singkat
untuk bisa mendalami arti cinta-mencintai

Alunan kata ini, masih kusenandungkan
seperti setahun yang lalu
karena aku yakin, daeng  tidak meninggalkanku
masih di sini, mengiringiku bersenandung, meskipun dari dunia yang beda.

***

Puisi Karya Pirman Jauhari Fasyah

  • Cinta Tetap Tercipta

    Walau jiwamu telah pergi
    namun hatimu tetap di sini
    menemaniku di sisi
    dalam sunyi dan sepi

    Andai waktu dapat kuputar kembali
    kuingin kita selalu bersama
    akan kupeluk dirimu di sisi
    agar kau tak pergi untuk selamanya

    Walau jiwamu telah tiada
    namun, senyummu tetap ada
    Walau dirimu telah di singgasana
    namun, cintaku tetap tercipta

    Hanya untukmu
    Hanya untuk kekasih terakhirku.

Selasa, 28 Mei 2013

Puisi Karya Shinta Agustina


Kepergianmu

Awan hitam kelam
langit terdiam cekam
jantung berdetak kencang
aku terpaku sendiri dan diam

Semilir angin yang begitu kencang
terdengar suara ambulan yang begitu menyedihkan
air mataku jatuh berlinang
mendengar kabar yang begitu mengejutkan

Kutak pernah menyangkah
seakan tak percaya
melihat sahabatku telah tiada

Matamu tertutup tak berkedip
kau terdiam kaku tak berdaya
kenaapa kau pergi?
Aku tak bisa hidup tanpamu

Aku menyayangimu
aku merindukanmu
tak kan pernah kulupakan semua kenangan bersama mu

Selamat jalan sahabatku
semoga Tuhan menerima semua amalmu.

Puisi Karya Hajirratul Qud Siyah


Negaraku Tercinta

Sebuah negara di antara garis katulistiwa
sebuah negara yang dikatakan tanah surga
dialah Indonesia

Sebuah negara yang kucinta
Pancasila sebagai landasan hidup bernegara
butiran-butiran sila yang menjunjung tinggi harkat dan martabat bernegara
Bhinneka tunggal ika semboyan kita
walau berbeda ras, budaya dan agama kita tetap sama
Kini kumenatap atas jiwaku
menatap atas apa yang sudah kuberikan kepada negaraku
Kuharus berusaha dengan keikhlasan jiwa
membangun masa depan cerah untuk negaraku Indonesia
Aku ingin hidup di tanah ini
dan aku mati di tanah ini
Sekarang aku memijakkan kaki di tanah tercinta
di negaraku Indonesia.

Puisi Karya Dhentya Septa Herawanti


Janji Suci

Berbunga
itu yang kurasa
menjalin kasih dengan orang tercinta
sungguh ku tak menyangka
kau kan mengucap janji suci kita
            

Burung-burung berkicau ria
rumput-rumput ikut bergoyang
debur ombak bertegur sapa
seolah ikut merasa bahagia

Waktu demi waktu telah kita lewati
segala rintangan telah kita hadapi
tibalah waktunya kini
cinta kita terikat sampai mati
           
Terima kasih cinta
atas keseriusan yang kau berikan
kuberjanji kan setia
setia hingga akhir kumenutup mata.


Senin, 27 Mei 2013

Puisi Karya Askar Marlindo


Seuntai Cinta Buat Kekasih

Semilir angin hangat menyentuh tubuhku
Bagaikan disentuh buluh buluh perindu
Semilir yang selalu datang dan datang lagi
Menyapa seluruh wajah dan daun daun disekitar rumahku
Tertegun aku diantara semilir angin
Yang berhembus diantara baju dan kain kain

Duhai Kekasih hati
Hadirmu membuat hatiku semakin berseri
Duhai kekasih hati
Hadirmu selalu suci
Hadirmu senantiasa selalu berarti
Karena engkau adalah anugerah Ilahi

Duhai kekasih
Teruslah mengisi setiap hari hariku ini
Agar aku tak kedinginan lagi.
Wajahmu mengakar di serat hati
Seperti bunga bunga yang tumbuh di jerami
Wajah wangi penuh dengan cahaya ilahi
Membawa syair syair bernada sunyi
Duduk bersimpuh menuliskan bait bait puisi
Serasa hidup didalam surgawi.

Puisi Karya Mar’atul Hanifah


Bintang Malam ( satu )


Dinginnya malam semakin mencekam
seakan mengajakku
untuk tetap memandangnya
hingga subuh menjelang


Kutatap gemerlapnya bintang
di awal malam hingga kelam
aku telah terhipnotis
dalam keindahan dunia malam

Kutahan kaki untuk melangkah
dan masih terus berharap
menanti bintang kecil menyapa
dengan cahayanya yang kerlap

Kubuang segala nafsu
di akhir malam hingga subuh datang
demi bintang yang kan pergi
untuk tinggalkan malam hari.


Bintang Malam ( dua )

Bila bintang tak lagi penuhi datangnya malam
mungkin bulan kan kesepian meraihnya
Bila kau tak mampu penuhi datangnya cinta
mungkin aku kan kesepian menggapainya

Rayuan bintang pecahkan sunyinya malam
membawa bulan kembali bersenandung
Rayuanmu tuk pecahkan sunyinya cinta
membawa aku kembali mendayung

Hentakan langkah sang bintang
membuat malam makin mencekam oleh hujan
tapi hentakan langkah sang kekasih Tuhan
telah membuatku merasa
bahwa aku tak sendirian.

Puisi Karya Mustika Sari

Cinta Sejati

Senyum manis dibibirmu
membuat aku terpaku
tak bisa aku berkata
menahan degub jantung berdetak Kencang

Oh kasih
Tatap matamu bagai bintang yang bersinar terang
menerangi jiwaku yang teramat gelap
suaramu bagai alunan melodi yang indah
teralun merdu kudengarkan


Oh kasih
Kau yang menghiburku dalam kehampaan
kau yang mengobati luka lara dalam hatiku
kau sirami hari hariku dengan benih benih Cinta
dan
kau ajarkan aku apa arti cinta sejati.

Puisi Karya I Putu Gede Raka Prama Putra

Malam Ini Kudatang Padamu

Malam ini kudatang padamu, Rin
membawakan sepotong sepi
dan sebongkah sunyi

"mesti kuapakan ini?"
tanyamu mengernyit dahi
barangkali kau belum mengerti
Rin, padamu pintaku sederhana
jadilah engkau penawar jiwa
atas sepi segala rupa


Sunyi yang menyala
dengan kasihmu padamkan
sebelum terbakar habis ini dada.

-Tudekamatra-


Kamis, 23 Mei 2013

Puisi Karya Juherni

Ibuku Malaikatku

Ibu
kedudukanmu sangatlah tinggi
di malam yang sunyi sepi
engkau rela tak tidur demi menjaga tidur lelapku

Ibu
tiap waktu, engkau selalu mengawasi, membina, mengajari
dan bahkan menagis ketika aku berbuat salah
tiap tetesan air matamu yang jatuh takkan pernah tergantikan
sekalipun aku, aku mati untukmu

Ibu
engkau adalah malaikat
engkau berjalan di tepi harapan
demi mencari arti hidup yang fana ini

Hanya semangat dan cinta
yang mampu membuatmu bertahan
bertahan melawan sayatan
sayatan angin kehidupan

Ibu
terkadang caci maki yang engkau terima
terkadang hatimu luka karena kecewa
terkadang pula engkau menangis sedih

hatimu luka, tapi engkau masih bisa tersenyum
hatimu bahagia, tapi engkau menangis bangga

Cintamu takkan pernah tergantikan
kasihmu takkan pernah terbalaskan
sekalipun aku menggendongmu keliling dunia
dan memberikanmu apa yang engkau ingini

Ibu
engkau tak pernah meminta sebuah imbalan
hanya penghormatan dan rasa dihargai yang engkau inginkan
bagiku kaulah malaikatku.



Ketika Alam Mulai Bicara

  • Alam semesta menampakkan keindahan
    keindahan yang sebetulnya hanya fatamorgana
    semakin dipandang
    semakin menenangkan hati

    Kini semua hanyalah kenangan 
    gunung tinggi telah menjadi daratan
    akibat keserakahan manusia
    yang mengais rejeki tanpa menjaga keelokannya

    Padang yang dulunya menghijau
    kini di sulap gedung-gedung tinggi
    tak ada lagi keindahan yang asri
    tak ada lagi alam yang sejati

    Banjir meraja lela
    api mengelilingi bumi dari panasnya sang mentari
    semuanya adalah suara tangisan alam
    yang terkadang tak dihiraukan karena keegoisan

    Gemuruh angin merombak keteguhan iman
    adilkah Tuhan sang pencipta alam
    memberi timpaan bencana
    bagi hambanya yang tercipta

    Tak ada kata keadilan bagi alam
    alam yang tengah memberontak
    menahkodai sebuah dendam
    dendam akan perlakuan manusia semena-mena

    Ketika alam mulai berbicara
    manusia hanya bisa terdiam
    ketika alam mulai berbicara
    manusia akan binasa.


    By Juherni
    Pin 2A0A149C


Rabu, 22 Mei 2013

Puisi Karya Apriansyah


Sepenggal Rindu

Di bangku ini,
Kadangkala kenangan ikut terduduki.
Sewaktu luapan kerinduan nyaris seperti kebun tak berhalaman
Lalu membentuk sungai yang pernah mengalirkan arus perasaan.
Tajam hujan yang jatuh hingga selokan
Aku memilih menetek rindu di kamar berjam-jam
Memutar waktu yang tak kuasa mempercakapkan sesiapa saja
selain tentang rentang ingatan, karam rembulan serta yang bergembira di peluk subuh;
lalu berebut mencium telapak kakimu.

Telapak kaki yang aku sebut surga:
Sejujurnya, aku sering berharap dapat kembali ke masa paling kanak-kanak
Sebab aku dapat menyusur di dadamu; ketika percintaan sengaja mematahkan lengan hatiku.

Maka, bangku-bangku tempatku mengenyam senyum air matamu
Seperti jendela yang membuka dan terkatup sendiri
Lalu tiap waktu kuseduh rindu; meski kutahu tak akan selezat putting susumu, ibu.


Sebelum

Sebelum sepertiga yang tua jatuh di bantal mimpimu
Aku ingin menjadi lagu nina bobo di telingamu,
pelan-pelan aku seperti nada-nada, keluar masuk membisikkan sesuatu
;jangan takut sama mimpi buruk, sayang.
Setiap malam, tanpa sepengetahuanmu
Aku mengintip mesin waktu. Sambil terus membayangkan seseorang yang bersanding di tubuh engkau adalah aku. Biarpun barangkali agak samar-samar; karena mataku kadang tak sanggup menatap bibir takdirmu. Sebab, sudah berkali-kali aku melirik kitab kejadian; engkau diciptakan dari rusuk kesepian; bukan sesuatu yang digambar punggung keinginan.
Kereta malam telah melaju;
Tetap di sepertiga yang hampir abu-abu; kusebut-sebut namamu di efitaf  ingatanku
Ranting-ranting jatuh, lalu dihitung daun-daun mataku
Tak ada air mata yang akan jatuh kali ini, sayang.
Karena kita tahu bahwa pohon kehidupan   telah menuliskan; bahagiamu-bahagiaku, airmatamu-airmataku.

Puisi Karya Sandi Iswahyudi


Sajak Tentangmu
-pasir manis-

rona merah, biru hitam putih berjajar manis di sekujur mata yang mulai terlelep
oleh kebisingan dunia. aku datang beralaskan sepatu plastik mungil dari bunda
membawa ransel mendatangi dirimu yang terlihat beku
rindukah kau dengan daku kasih taukah aku merindukanmu

11 Mei 2013 aku datang padamu
bukan untuk mengadilimu yang meninggalkan aku bersama kegelapan
namun aku ingin. sejenak bersamamu, menemanimu, bermanja ria dan pandang memandang. aku rindu rayuan senjamu selalu mencairkan kebekuan

aku rindu tarian temaram selalu mencairkan keganasan nafsu
aku rindu walau dengan sepai pasirmu atau panggilan rintik-rintik air
aku rindu semenit bahkan sedetik itu cukup
untuk diriku yang mengatakan "betapa syahdu dan damainya bersamamu"

namun ku lihat kau tapak berbeda dengan senja lainnya. kau tapak sayu, diam membeku dan tak bicara sepatah katapun. bibirmu semakin memutih gerakmu semakin melambat. hilang. apa yang terjadi denganmu. apa ada kata yang salah padamu hingga masa terakhir 17.50 WIB kau tetap diam

Kampus putih, 2013


Tak Bermata Buta

demi kata cinta aku rela berjalan kaki menyusuri bumi
demi kata sayang aku rela merangkak naik ke gunung tertinggi
demi senyum manis aku rela menunggu hingga dirimu tertidur pulas
demi itu semua aku rela tersayat setiap waktu

entah apakah aku memang cinta sangat ataukah hanya ingin mengubur diri secara perlahan. racun aku jadikan minuman setiap hari. kau selalu tersenyum. apakah dirimu terpukau karena kehebatan ku ataukah karena kebodohan ku. aku tak mengerti akan itu. namun aku tetap melakukannya.

kata mata aku cinta. kata mulut aku sayang. entah dari mana datangnya itu, padahal tubuh ringkih berbau busuk penebar racun. tetap ! aku cinta ! inikah cinta buta itu, tak bermata dan bertangan. tetap aku katakan cinta sebebas angin melambai dan setenang air menari.

kini mentari menua dengan sinar senjanya. daunpun berguguran satu persatu. hijau berubah menjadi kuning coklat. alam semakin menua. namun dalam raga aku tetap cinta. cinta cinta cinta. tanpa bosan aku cinta. inikah cinta buta itu atau ini cinta tak bermata. ragaku semakin memutih   

2013

Puisi Karya Nanang Gilang Prayoga


Syair Cinta Tanpa Kerinduan

Ku tak percaya cinta
bila hasrat masih terjaga
Daun murbei tidak pernah meminta 
sang mentari memancarkan sinar untuknya
Cinta matahari murni melayani

Kerinduan tidak menjadi cinta
pabila dikuasai nafsu egosentrisme pribadi untuk memiliki
Kerinduan gagal menghantarkan cinta
ketika tak ada kepasrahan total kepada Illahi

Ku tak percaya Cinta
bila masih mendua
Kutak percaya rindu
bila masih berujung sendu

Cinta adalah tanpa Kerinduan
cinta dan kerinduan adalah sama
hanya absurditas kita saja
yang memisahkan dan mengkotaknya
Karena sesungguhnya ia satu jua.




Puisi Karya Iqbal Maulana Suryana


Kala Cinta Berpaut

Kala malam merangkul rembulan
pada langit yang tiada beriak
bintang melarut
memerah mudakan langit

Mata menusuk mata
hati menombak hati
saat malam hanyalah malam
engkau menyulam kasih

Cinta terajut paut-berpaut
tersimpul kuat terikat
pada malam kita bersatu
merajut kasih untuk selamanya

Selasa, 14 Mei 2013

Puisi Karya Delia Verolina

Biarkan Sebatas Angan

Saat hati di selimuti peluh rindu
seberkas ingatku hadirkan rasa semu
rasa yang kubangun di atas angin lalu
kalbuku


Dendangkan segenap rindu
bertalu di irama merdu
masih inginku ditemanimu
masih kental khayalku mencintaimu
untuk mu


Pastilah bukan untukku
tapi tak ada ingin kumenuntut
semua tak perlu terwujud
tetaplah terjaga seperti sekarang
Biarkan cintaku bersemi sebatas angan.


Hadirmu

Saat aku tertawa
jangan pernah kau tanya lagi sedihku
aku telah melupakannya setahun yang lalu
dan merintih menunggu kehadiranmu
karna kau tumpukan kata yang pernah aku miliki
yang datang untuk melukis tiap denyut nadi
Aku, Kamu
Entahlah
Aku tak mengerti semua itu.

Puisi Karya Robbi Saputra El Kuray


Aku, Sepi,dan Rindu

Ini aku yang menadah langit dengan kedua tanganku
yang terbelenggu bisu,
dan inilah kenyataan  menerjemahkan sosok kekerdilan hadirku,
di pelupuk langit dan kisi-kisi rotasi waktu.

Serentang masa yang menggulirkan ada akan ketika,
di hadapku dan menguasai dudukku.
Pengembaraan imajiner menembus palung rasa,
yang memerahkan mataku.

Dan akulah penyendiri busuk yang dikutuk jaman sejak lahir
dan menatap tanpa nyata,
berlarian mengeja langkah,
menghela setiap nafas ketidak akuanku akan makna ada.

Hanya setiap denting yang lalu lalang menerobos beranda telingaku,
meyakinkan sebait rindu akan selaksa rasa mengindahkan senja,
tempat dimana aku bertelekan nipah menunggu malam,
menyerta ketiadaan tatap hingga aku merasa sama.

                                                                                  Puncak Sepi Negri Angin, 2011





Keajaiban Cinta Sang Penyair

Temaram ini begitu lindap untukku sesapi sendirian tanpamuadikku
kemana langkahmu hendakku seru
bukan terburu hendak menjumpamu
takut tak berawal dari jejak yang teriris sepi

jauh padang ini ku jelajahi setengah usia
rengkuhanku hanya bayang tak berpendar
hanya gema tanpa suara…

aku ingin menyepi denganmu di balik malam
menerjemahkan bintang-bintang dan putaran waktu
menyesaki pekat dengan warna-warna yang biru
seperti maumu langit harus tetap seperti itu
kobahnya seperti payung bagimu.