Biarlah
Jariku belum tidur
memaksa menghitung hari hari
Semakin dekatkah?
tak dapat meraju lagi,
cawanku hilang menepi,
hanya pecahan kaca melukis likuk bayangku
Ya,kau benar kaca,
tubuhku rentah menyambut cahaya
mataku masih membuka,
namun tak lagi jelas menyapa
Bukan kuhilang asa
hanya tersesat arah,
ini coba dari Sang kuasa
tentu buat lebih tabah
Tertawalah kawan
beriku kekuatan
hapus diammu
lagi lagi sedih itu
Tetaplah tinggal
tak usah menjauh
duniaku tak mudah jatuh
bila kau di situ
Ragaku tak lagi berlayar laut kelam,
maka seluruh aku akan bernakhkoda di sana.
Janur Kemuning
Melihat tingkah itu
akupun jadi malu
Berteman awan kelabu
disertai angin yang menderu
Aku terlalu jauh
terlibat semakin maju
Aku tak takut tertipu
kutawarkan ini hati yang rapuh kepadamu
Terikat aku dengan tuhanku
Kala kau tiba dengan angin-Nya
dengan rintik hujan-Nya
Mengalun,
penuh kerling
hingga berbunyi
cinta itu melabu mengetuk di celah hati yang terkunci
Kau coba tawarkan lenganmu
menyambutku yang sedari tadi meraju
merengek dalam rangkulan ibu,
Kau buat aku diam
mengambil hatiku
yang terdalam
dalam sendu lagu ibu
Kau bilang,
kini aku milikmu
Kau bawa dari restu Ayah Ibu,
Kini aku meraju padamu
tak lagi pada ibu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar