Ibu
kedudukanmu sangatlah tinggi
di malam yang sunyi sepi
engkau rela tak tidur demi menjaga tidur lelapku
Ibu
tiap waktu, engkau selalu mengawasi, membina, mengajari
dan bahkan menagis ketika aku berbuat salah
tiap tetesan air matamu yang jatuh takkan pernah tergantikan
sekalipun aku, aku mati untukmu
Ibu
engkau adalah malaikat
engkau berjalan di tepi harapan
demi mencari arti hidup yang fana ini
Hanya semangat dan cinta
yang mampu membuatmu bertahan
bertahan melawan sayatan
sayatan angin kehidupan
Ibu
terkadang caci maki yang engkau terima
terkadang hatimu luka karena kecewa
terkadang pula engkau menangis sedih
hatimu luka, tapi engkau masih bisa tersenyum
hatimu bahagia, tapi engkau menangis bangga
Cintamu takkan pernah tergantikan
kasihmu takkan pernah terbalaskan
sekalipun aku menggendongmu keliling dunia
dan memberikanmu apa yang engkau ingini
Ibu
engkau tak pernah meminta sebuah imbalan
hanya penghormatan dan rasa dihargai yang engkau inginkan
bagiku kaulah malaikatku.
Ketika Alam Mulai Bicara
Alam semesta menampakkan keindahan
keindahan yang sebetulnya hanya fatamorgana
semakin dipandang
semakin menenangkan hati
Kini semua hanyalah kenangangunung tinggi telah menjadi daratan
akibat keserakahan manusia
yang mengais rejeki tanpa menjaga keelokannya
Padang yang dulunya menghijau
kini di sulap gedung-gedung tinggi
tak ada lagi keindahan yang asri
tak ada lagi alam yang sejati
Banjir meraja lela
api mengelilingi bumi dari panasnya sang mentari
semuanya adalah suara tangisan alam
yang terkadang tak dihiraukan karena keegoisan
Gemuruh angin merombak keteguhan iman
adilkah Tuhan sang pencipta alam
memberi timpaan bencanabagi hambanya yang tercipta
Tak ada kata keadilan bagi alam
alam yang tengah memberontak
menahkodai sebuah dendam
dendam akan perlakuan manusia semena-mena
Ketika alam mulai berbicara
manusia hanya bisa terdiam
ketika alam mulai berbicara
manusia akan binasa.
By Juherni
Pin 2A0A149C
Tidak ada komentar:
Posting Komentar