Aku dan Kamu
Masih dan tetap dekam
tentang lidah dan hati
tentang mata dan telinga
dengan senyum ku urai satu dan satu
Telah kutepuk dada agar sempurna
walau cermin benar kupecah
telah kutegakkan kepala agar wibawa
meski prinsip hidup kugores merah
Sekarang aku adalah buta dan tuli
hanya naluri nan menuntun cerita
karena dusta telah padamkan cahaya
karena durjana telah nanahkan telinga
Sekarang ku ikuti alirmu
agar tak pincang pegang pinggangku
agar tak sumbang turuti iramaku
karena aku adalah pelengkapmu
Dari ini semua pasti ada tanya mengapa?
karena jantung dan hatiku
telah ku beri padamu
aku mencintaimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar